Tentang Kami

PROFILE

GMI Maranatha Tebet merupakan bagian integral dari Gereja Methodist Indonesia.GMI Maranatha Tebet terdaftar sebagai anggota PGI (Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia)GMI Maranatha Tebet mengaku bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan dan Juruselamat serta Kepala Gereja, Sumber Kebenaran dan Hidup sesuai dengan Firman Allah dalam Alkitab, yaitu: Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru.

VISI & MISI

VISI

Menghadirkan Damai Sejahtera bagi sesama Manusia.

MISI

Membangun jemaat yang sungguh-sungguh mengasihi Tuhan dan mengalami perjumpaan pribadi dengan Tuhan dalam ibadah & komunitas.

Melengkapi jemaat menghidupi Firman, memberdayakan karunia rohani dan menjadi murid yang memuridkan.

Melibatkan jemaat dalam komunitas yang hangat dalam keluarga Allah yang penuh kasih

Mengutus jemaat untuk berdampak bagi sesama melalui pelayanan diakonia dan menjangkau jiwa.

Sejarah Singkat

Cikal bakal berdirinya GMI Maranatha Tebet dimulai dari kerinduan sebuah keluarga Kristen Yakni Kel Bapak K.M. Hutasuhut yang tinggal di daerah Tebet, Jakarta Selatan. Bapak KM.Hutasuhut mendatangi beberapa orang Kristen yang tinggal disekitar daerah Tebet dan menyampaikan maksudnya untuk membuka dan membentuk persekutuan. Ternyata kerinduan yang sama juga dimiliki oleh beberapa keluarga yang dikunjungi. Atas dasar kerinduan yang sama itulah dibuka dan dilaksanakan ibadah perdana pada tanggal 27 Oktober 1967 dengan meminjam tempat di SD Dewi Sartika di jalan Tebet Dalam IV.

Dalam Ibadah perdana ini ada sekitar 11 Jumlah Kepala Keluarga yang hadir di dalamnya. Dan ke 11 Keluarga inilah yang bersepakat mendeklarasikan berdirinya Pos Pelayanan GMI Maranatha Tebet. Selain Ibadah Umum juga sudah dilaksanakan ibadah Sekolah Minggu. Oleh karena satu dan lain hal maka ibadah tidak lagi diperkenankan di SD Dewi Sartika. Ibadah yang dilaksanakan di SD Dewi Sartika ini berlangsung selama tahun 1967 sampai dengan tahun 1971.

Sejak tahun 1972 sampai dengan tahun 1974 tempat ibadah berpindah-pindah dari rumah jemaat, antara lain rumah Bapak R.Mulyo Husodo, S.H. dan rumah Bapak K.M. Hutasuhut. Pada masa-masa itu kegiatan pelayanan yang dilakukan dibantu oleh beberapa mahasiswa praktek dari Sekolah Tinggi Teologi Jakarta antara lain: A.F.Sitorus, M.Silaban, dan Sumarsono. Pelayanan para mahasiswa praktek itu sangat membantu perjalanan pelayanan GMI Maranatha yang masih muda.

Pada tahun 1975, G.I. Pandu Wiguna Bone, R.Th ditetapkan dan ditempatkan oleh Pimpinan Pusat Gereja Methosidist Indonesia untuk melayani di GMI Maranatha Tebet. Pada masa itu masih belum ada tempat yang tepat untuk mendirikan sebuah bangunan gereja. Maka pada tahun 1978 ada kesempatan bagi jemaat untuk membeli sebuah pertapakan atau sebidang tanah berukuran 220M (11M x 20 M) di Jalan Tebet Dalam IV Nomor 11 (inilah yang kita tempati sekarang ini). Sejak saat itu jemaat bergumul dan bahu membahu untuk mendirikan sebuah bangunan atau tempat ibadah yang permanen atau tetap. Pembangunanpun dimulai namun pembangunan ini mendapatkan teguran dari pemerintah daerah Tebet karena tanah yang dimiliki adalah jalur hijau, sementara itu dijalur hijau yang lain sudah berdiri sebuah bangunan pendidikan yakni SDS 17 Agustus, Gedung Karang Taruna, dan SMKN 32. Dalam situasi yang tidak menguntungkan itu, pada akhirnya dengan keberanian yang ada, bangunan atau gedung sederhana untuk ibadah selesai juga dikerjakan.

Tahun 1978, Pdt. Pandu Wiguna Bone, B.Th telah menyelesaikan pelayanannya di GMI Maranatha Tebet dan ditempatkan di tempat yang baru. Pimpinan Pusat Gereja Methodist Indonesia kemudian menetapkan dan menempatkan G.I. Humala Doloksaribu, S.Th menggantikan Pdt. Pandu Wiguna Bone, B.Th sebagai Pimpinan Jemaat di GMI Maranatha Tebet. G.I. Humala Dolosaribu, S.Th menggembalakan dan menjadi pimpinan jemaat GMI Maranatha Tebet sampai dengan tahun 1981

Dan pada tahun 1981 GMI Maranatha Tebet sudah ditingkatkan statusnya menjadi Jemaat Penuh

Pada tahun 1982 sampai dengan tahun 1985 Pimpinan Pusat GMI menetapkan dan menempatkan Pdt. Motto Situmorang sebagai Pimpinan Jemaat di GMI Maranatha Tebet.

Pada tahun 1985 sampai dengan tahun 1990 Pimpinan Pusat GMI menetapkan dan menempatkan Pdt. Balosan Simanjuntak, Sm, Th. Pada masa itu gedung gereja yang sudah berdiri beberapa tahun dilakukan renovasi. Pada masa itu pula pemerintah daerah Tebet menyegel gedung gereja yang masih dalam tahap renovasi. Namun jemaat begitu gigih  memperjuangkan renovasi gedung gereja dan pada akhirnya diperbolehkan juga menyelesaikan renovasi pembangunannya. Pada tanggal 20 September 1987 gedung gereja yang sudah selesai renovasi diresmikan oleh Pimpinan Distrik Pdt. Bakhtiar Kwee, M.Div mewakili Bishop. Pada saat itu jumlah jemaat sudah bertambah menjadi 31 KK dengan jumlah anggota 146 jiwa.

Pada tahun 1990 sampai dengan tahun 1992 Pimpinan Pusat  GMI menetapkan dan menempatkan Pdt. Widyantoro sebagai Pimpinan Jemaat di GMI Maranatha Tebet.

Pada tahun 1992 sampai dengan tahun 1998 Pimpinan Pusat GMI menetapkan dan menempatkan Pdt. Saul Laluba, S.Th menjadi Pimpinan Jemaat di GMI Maranatha  Tebet. Pada masa itu, tepatnya tanggal 12 Mei 1996 GMI Maranatha Tebet membuka Pos Pelayanan atau Pos PI di Pasar Rebo, Jakarta Timur di rumah Kel Bapak Piter Markus. Pos PI ini kemudian diberi nama Pos PI Hosana Pasar Rebo. Dalam perjalanan pelayanannya kemudian Pos PI Pasar Rebo berpindah tempat ibadah dengan menyewa sebuah rumah di Jalan Asem No.14, Kelurahan Ciracas, Jakarta Tmur. Beberapa tahun kemudian rumah tersebut dibeli dan sampai sekarang dijadikan tempat ibadah.

Pada tahun 1998 sampai dengan tahun 2004 Pimpinan Pusat GMI menetapkan dan menempatkan Pdt. F. Sarumaha, S.Th sebagai Pimpinan Jemaat dan asisten Pdt. Fowasi Lase, S.Th di GMI Maranatha Tebet. Pada masa itu tepatnya Januari 2004 dirintis dan dibuka Pos Pelayanan atau Pos PI di rumah Bapak Herry A (salah seorang majelis) di Cikarang. Karena sesuatu hal Pos PI tersebut hanya bertahan selama 3 tahun.

Pada tahun 2004 sampai dengan tahun 2010 Pimpinan Pusat GMI menetapkan dan menempatkan Pdt. Drs. Adolf Bastian Simamora, M.Th sebagai Pimpinan Jemaat dan asisten Pdt. Lismawaty Lauw, M.A. Pada masa itu kondisi fisik gedung gereja dan pastori sudah semakin rusak berat dan perlu dilakukan renovasi besar-besaran. Dengan semangat melayani dan kerja keras maka jemaat dapat melaksanakan renovasi tahap demi tahap. Tepat di hari Ulang Tahun GMI Maranatha ke-42, gedung Pastori, Gereja dan serbaguna (Konsistori, Sekolah Minggu) diresmikan oleh Bishop Amat Tumino, M.Min.

Pada tahun 2010 sampai dengan tahun 2017 Pimpinan Pusat GMI menetapkan dan menempatkan Pdt. Yohanes Simanjutak, S.PAK sebagai Pimpinan Jemaat di GMI Maranatha Tebet

Pada bulan Agustus tahun 2017 sampai dengan sekarang Pimpinan Pusat GMI menetapkan dan menempatkan Pdt. Marihot Hasibuan, M.Th sebagai Pimpinan Jemaat GMI Maranatha Tebet.

GMI Maranatha Tebet sampai saat ini masih terus bergumul dengan status lahan gereja yang merupakan jalur hijau terlebih belakangan ini pemerintah daerah kelihatannya hendak menertibkan lahan- lahan yang demikian. Pandangan dan pekerjaan pelayanan ke depan ini adalah focus bagaimana mengusahakan relokasi lahan gereja yang merupakan hak milik yang sah dimiliki oleh jemaat. Hal ini bukanlah sebuah pekerjaan yang ringan namun bukan pula tidak mungklin jikalau Tuhan yang menolong. Biarlah kemuliaan hanya menjadi milik Tuhan dan birlah gereja-Nya tetap teguh berdiri dalam kekuatan kuasa Kepala Gereja, yesus Kristus Tuhan kita.

Domisili Jemaat berdasarkan letak wilayah

GMI Maranatha Tebet adalah gereja yang sangat unik namun juga besar tantangan yang dihadapi di dalamnya. Domisili anggota jemaat yang bertebaran mulai antar provinsi atau kota dengan jarak tempuh ke gereja satu sampai dua jam dalam keadaan normal, tidak macet. Dibawah ini kami coba klasifikasikan berdasarkan letak terdekat dalam satu wilayah:

  a.Bekasi dan sekitarnya

0

Kepala Keluarga

b.Cibinong dan sekitarnya

0

Kepala Keluarga

c.Depok

0

Kepala Keluarga

d.Bogor

0

Kepala Keluarga

e.Tebet, Manggarai, Pancoran, keb. Manggis,Kramat Jati, Kalibata

0

Kepala Keluarga (+1 keluarga)

f.Pasar Rebo, Cipayung, Cijantung

0

Kepala Keluarga

g.Duren Sawit, Cipinan

0

Kepala Keluarga

h.Kelapa Gading

0

Kepala Keluarga

i.Ragunan, TB Simaptupang sekitarnya

0

Kepala Keluarga (+1 keluarga)

j.Ciputat (Cireundeu)

0

Kepala Keluarga

Data domisili di atas berdasrkan catatan Konres yang lalu dengan sedikit perubahan untuk saat ini dikarenakan adanya pertambahan 1 keluarga (menikah).

Statuta Lahan Gereja

Lahan gereja yang sekarang kita tempati adalah Ruang Hijau Milik Negara. Kita telah memakai lahan ini setelah pembayaran ganti rugi dari pihak penggarap pertama ke GMI Tebet sejak tahun 1978 sampai dengan sekarang. Oleh karena sesuatu surat–surat yang terdahulu harus di urus ulang dan diperbaharui untuk “memperkuat” posisi bargaining GMI Tebet.

Selama lebih kurang 51 tahun GMI Tebet berdiri susungguhnya gereja kita belum memiliki lahan milik sendiri yang sah secara hukum. Dari segi usia GMI Maranatha Tebet adalah salah satu gereja tua diantara GMI Jakarta Pusat, GMI Bandung Barat, GMI Bandung Timur dan GMI Immanuel Bandengan. Namun GMI yang disebut di atas telah lama memiliki tempat sendiri dan milik sendiri.

Memang tantangan setiap jemaat berbeda-beda dan tidak bisa diseragamkan atau digeneralisasi seolah-olah sama dalam segala hal tantangannya. Namun hal itu bukan berarti kita berputus asa dengan keadaan yang sekarang ini. Tim Pengurusan Surat-surat Gereja di bawah koordinasi Panitia Pembangunan dan Majelis yakni Tim 5: Pdt. M. Hasibuan, H. Sitompul, FG. Manik, Fajar Purba, S. Simanjutak. Tim ini telah berusaha semaksimal mungkin untuk pengurusan surat-surat gereja secara khusus dengan memanfaatkan program nasional PTSL (prona). Arsip-arsip asli surat-surat gereja telah masuk dan diterima oleh Panitia PTSL Program Nasional. Jika prona ini kita dapatkan maka status lahan yang kita pakai sekarang ini menjadi “Sertifikat Hak Pakai” (Serttifikat Coklat). Sampai saat ini “Sertifikat Hak Pakai” masih belum keluar dan masih dalam penantian. Mari kita doakan terus agar pemerintah mengeluarkan surat tersebut.

Our Pastors

Pdt.P Simangunsong