Hidup manusia ada yang lebih hebat atau lebih baik dari yang lain. Dalam sejarah, ada orang-orang yang dipakai oleh Tuhan lebih dari yang lainnya. Orang-orang yang dipakai oleh Tuhan untuk memuliakan Tuhan. Salah satunya adalah Nehemia. Tiga hal yang bisa kita pelajari dari Nehemia:
- Hidup ini adalah hidup yang holistik. Nehemia adalah tokoh Alkitab yang kita diangkut ke pembuangan. Namun di pembuangan, ia dipakai oleh raja jadi juru minuman. Ia menjadi kepercayaan raja untuk mencicipi minuman sebelum raja meminumnya. Dalam keadaan seperti ini, sebenarnya Nehemia sudah memiliki hidup yang berhasil dan sukses, namun Nehemia masih teringat dan tergerak hatinya ketika mendengar keadaan orang-orang Israel yang tidak ikut ke dalam pembuangan dan keadaan tembok-tembok Yerusalem. Nehemia berdoa kepada Tuhan bagi umat-Nya agar ia dapat berkontribusi bagi umat Tuhan dengan membangun kembali tembok-tembok Yerusalem. Demikian juga dengan hidup kita. Hidup kita adalah hidup yang holistik. Kita tidak dapat memisahkan antara sekuler dan rohani, antara relasi dengan Tuhan dan dan relasi dengans seama. Kita lahir, besar dan hidup di Indonesia bukan karena suatu kebetulan. Tentunya Tuhan punya rencana untuk kita bagi Indonesia. Kita memang beriman kepada Tuhan, tetapi kita harus berkarya di bumi Indonesia. Kita berdoa, berpuasa, peduli dan berkarya bagi Indonesia.
- Dalam berkat yang Nehemia terima, ia berikan lagi buat Tuhan. Hidup Nehemia diberkati oleh Tuhan di pembuangan. Tetapi Nehemia ingin berbuat lebih dengan kembali ke Yerusalem dan membangun kembali tembok-temboknya. Nehemia sadar apa yang ia berikan kepada Tuhan adalah apa yang ia terima juga dari Tuhan. Membangun tembok Yerusalem kembali adalah sesuatu yang besar dan penting, dan Nehamia melakukannya untuk kemuliaan Tuhan. Dalam hidup ini, Tuhan punya rencana besar dalam hidup kita. Tuhan ingin memakai kita untuk mengerjakan rencana tersebut. Apakah kita mau dipakai oleh Tuhan untuk mengerjakan rencana yang besar itu?
- Dengan sendiri ia bekerja untuk kemuliaan Tuhan. Nehemia bergumul, berdoa, berpuasa dan menangis di depan Tuhan ketika ia mendengar kabar tersebut. Ia mulai mengumpulkan orang-orang lain untuk mewujudkan rencananya. Ia tidak menunggu persetujuan orang lain untuk memulai rencananya, namun ia berinisiatif untuk memulainya. Terkadang mungkin kita menjadi mundur ketika tidak ada orang-orang yang mendukung rencana kita. Namun Nehemia memiliki jiwa pemimpin dan bergerak sendiri untuk memulai pekerjaan ini. Suatu rencana yang tidak dijalankan akan menjadi sia-sia. Nehemia tahu apa yang ia kerjakan adalah untuk kemuliaan Tuhan, dan ia rela untuk memulai dan bergerak sendirian.