Sarana Anugerah dalam Berkomunitas

Bagaimana perasaan kita ketika menerima Perjamuan Kudus pertama kali? Dan bagaimana perasaan kita sekarang setelah kita menerima Perjamuan Kudus bertahun-tahun? Apakah kita masih menikmati kehadiran-Nya? Merasakan merasakan anugerah-Nya?

Sesuatu yang berulang-ulang dilakukan bisa kehilangan maknanya. Misalnya ketika seseorang diberi uang 2 juta setiap minggu. Mungkin di awal-awal ini merupakan kejutan yang luar biasa. Namun setelah sekian lama, apakah kejutan ini masih sesuatu yang luar biasa?

Sama  halnya dengan Perjamuan Kudus.  Setelah sekian lama kita menjalankan Perjamuan Kudus, mungkin kita bisa lupa / kehilangan makna dari Perjamuan Kudus. Mungkin juga Perjamuan Kudus menjadi beban (waktu kebaktian lebih lama), rutinitas, dan formalitas.

Jemaat mula-mula di Korintus juga melakukan perjamuan Tuhan pada setiap minggunya sesuai perintah Tuhan Yesus. Namun lama-kelamaan kehilangan makna sehingga terjadi persoalan dalam pelaksanaan Perjamuan Kudus. Perjamuan yang mereka lakukan tidak seperti yang dilakukan seperti sekarang. Pada saat itu, masing-masing keluarga / jemaat membawa makanan atau minuman ke salah satu rumah jemaat. Lama kelamaan praktek ini menjadi salah, karena ada orang-orang yang makan hingga kenyang dan minum hingga mabuk. Sedangkan ada juga orang-orang yang terlambat datang tidak mendapat bagian dari makanan dan minuman. Sehingga hal ini menimbulkan perpecahan. Sehingga Paulus mengecam jemaat dan mengatakan bahwa mereka telah kehilangan makna perjamuan Tuhan.

Esensi perjamuan Tuhan bukan sekedar mengingat Yesus dan pengorbanan-Nya (relasi kita dengan Tuhan), namun Perjamuan Kudus juga adalah relasi dengan sesama. Ini merupakan sarana anugerah dalam komunitas. Perjamuan kudus harus mengedepankan kebersamaan dan persatuan. Sikap Eklusifisme dan sikap tidak mau berbagi yang dipraktekkan kelompok-kelompok tertentu, bertentangan dengan makna perjamuan kudus

  • Sarana Anugerah = dipersatukan dengan tubuh dan darah Kristus (1 Kor. 10:16-17)

Paulus mengaitkan PK dengan persekutuan atau komunitas diantara orang percaya

  • Sarana Anugerah bagi komunitas untuk bersaksi (1 Kor. 11:26)

Perjamuan Kudus menyaksikan tentang kematian Kristus sebagai Korban Penebusan. Perjamuan Kudus jugaadalah khotbah / Kebenaran yang divisualisasikan.

  • Sarana Anugerah bagi komunitas untuk tetap setia dalam pengharapan

Perjamuan Kudus menjadi peringatan bagi komunitas untuk tetap setia menantikan kedatangan Kristus yang kedua. Ada 3 dimensi: (1). Masa lampau : kematian Kristus. (2). Masa kini : memperingati kematian dan penantian kedatangan kedua kali. (3). Masa depan : Yesus datang kedua kali

Melalui perjamuan Kudus, Tuhan telah memberikan anugerahNya  bagi komunitas kita. Kita dipersatukan dan diikat dengan darah dan tubuh Kristus.

You might also enjoy

Kelemahlembutan Ayah

Kelemahlembutan seringkali diidentikkan dengan kepribadian seorang wanita yang keibuan. Padahal