Saya berpikir setiap orang yang bekerja dengan pisau atau alat potong terbuat dari besi pasti mengakui bahwa mereka menginginkan peralatan yang tajam. Semua peralatan tersebut akan menjadi sangat powerful dan efektif ketika semuanya tajam. Sebagaimana Amsal berkata: besi menjadi bermanfaat saat ditajamkan dengan besi, demikian juga hidup manusia akan lebih tajam ketika berelasi dengan sesamanya. Sehubungan dengan hal tersebut, ada tiga point dasar yang perlu diperhatikan, yaitu: .
- Pengertian Ditajamkan.
Sebagaimana untuk mendapatkan peralatan besi lebih tajam adalah dengan digesekkan dengan besi lain mengikuti ketentuan yang berlaku, demikian juga Allah ingin mengasah karakter kita semakin menyerupai Kristus. Allah membentuk dan mengasah semua orang melalui relasi apapun, baik diri kita maupun orang yang berelasi dengan kita.
Manusia tidak dapat hidup dan bertumbuh sendiri, kita harus membangun relasi di dalam komunitas. Kita diciptakan dengan kelebihan dan kekurangan yang berbeda-beda satu dengan yang lain. Maksudnya agar kita dapat ‘hidup saling’, saling mengisi dan saling melengkapi satu sama lain. Satu kutipan berkata, “If you keep sending away every person who challenges you, you’ll never GROW. Some people are in your life sharpen you.”
- Proses Penajaman dalam Hidup
Menajamkan merupakan sebuah proses yang bertujuan. Tujuan ini menurut Alkitab adalah agar umat Tuhan menjadi sempurna dan siap dalam setiap area kehidupannya. Dalam proses ini, ada kegiatan yang dilakukan, ada waktu yang dihabiskan selama proses, dan tentu ada pihak yang sedang diproses dan memproses.
Dalam hal ‘proses’ ini perlu hati-hati dalam memilih komunitas seperti apa yang kita masuki karena Firman Tuhan berkata, “Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik.” Hal yang tidak bisa dihindari di dalam komunitas adalah gesekan-gesekan yang terjadi. Bisa jadi kita mengalami beda pendapat dengan orang lain, kadang berdebat alot untuk mendapat kesepahaman atau mendapat perlakuan tidak adil. Atau mungkin suatu saat saudara tersakiti dengan kata-kata/tindakan orang lain atau kita sedang menyakiti orang lain dengan tidak kita sadari. Akibatnya menimbulkan sakit hati, marah atau kecewa. Persoalan ini bisa di ‘manage’ jika di dalam komunitas punya kedewasaan rohani yang sama, atau adanya sikap hati yang sedia menerima masukan atau punya ‘teachable spirit.’
- Model Menajamkan Dalam Hidup
Alkitab tidak hanya memberi contoh besi menajamkan besi di Amsal, juga ada beberapa contoh yang bisa kita pelajari dari hidup sehari-hari, seperti: orangtua-anak (Ul. 6:6-7); anak-orangtua (Ef. 6:4); hamba-tuan; suami-istri (Ef. 6); sdr-sdri dlm Kristus (Ibr. 10:24-25).
Sebagaimana semua pekerjaan akan lebih mudah ketika saudara memakai peralatan yang tajam, maka beginilah jadinya jika saudara mengalami penajaman oleh orang-orang yang menginvestasikan dirinya dalam hidup sdr. Ada sukacita kita alami ketika kita menginvestasikan diri kita untuk menajamkan org lain untuk bertumbuh, menjadi berguna, terlebih menjadi semakin seperti Kristus. Seperti perkataan rasul Paulus kepada jemaat Tesalonika, “Demikianlah kami, dalam kasih sayang yang besar akan kamu, bukan saja rela membagi Injil Allah dengan kamu, tetapi juga hidup kami sendiri dengan kamu, karena kamu telah kami kasihi.” (1 Tes. 2:8).